Tiga Pulau Campur Aduk Rasanya
Sudah
lama nge-hits banget tempat wisata
Kota Serang ini. Yups, tempat wisata Pulau Tiga dan Empat ini mendadak terkenal
kira-kira tiga bulan lamanya di berbagai social media. Kalau gue rasanya biasa
saja, nggak ngebet-ngebet banget kesana.
Agenda traveling Xpresi yang kedua ini, kita
menuju Pulau Tiga dan Empat. Secara, kita anak magang yang butuh refreshing juga dan ngantor yang nggak
harus di kantor.
Traveling kali ini, koordinator pelaksana gue
dan Wivy. Sudah ada di dalam perkiraan gue berapa waktu ditempuh, berapa biaya
yang dikeluarkan, dan apa saja yang ada disana. Karena sebelumnya gue sudah
pernah survey kesana sama Aghi, alumni Xpresi yang ngebet banget dan nggak mau
kalah nge-hits sama orang-orang.
Saat survey kedua kalinya bareng
Wivy, cukup shock, karena harga
berbeda dengan hasil survey pertama. Yah, secara beda orang pegangan alias
calo. Buuuset! Biaya masuk Rp 70 ribu cuma dapet dua pulau.
Negosiasi keras, akhirnya gue
dapat tiga pulau dengan ditambah kunjungan ke Pulau Lima. Katanya si calo bawuk
ini sih hampa nggak ada apa-apanya kecuali cottage.
Tepat pukul 07.00 WIB kita
berangkat dari Graha Pena Radar Banten menuju dermaga di Karangantu, Kasemen.
Dan itu jam karet, sebenarnya kita berangkat jam delapan kurang. Dengan
perjalanan sekira setengah jam rombongan Xpresi tiba di dermaga.
Eh, kampretnya, si calo bawuk ini
PHP dan jam karet juga. Terpaksa kita menunggu sekira setengah jam lebih di
atas perahu dengan alasannya panasin mesin kapal? Buset, emang di rebus bareng
sam opor ayam tuh mesin?
Ternyata eh, ternyata, ada muatan
orang lain selain rombongan Xpresi. Kampret! Gue kira kapal sepenuhnya
dikuasain sama rombongan Xpresi, nggak taunya ada sepasang pasutri turis
Cilegon kebingungan dan rombongan pemburu hantu. Mungkin.
Berangkat! Satu jam setengah
menuju Pulau Tiga nan jauh dimato. Nggak mau jenuh di dalam perjalanan laut,
kita berkhayal begok sama kru yang sempet bersmayam di hutan.
Sampai di Pulau Tiga, rombongan
berhamburan selfie sambil menikmati batu karang. Jepret sana sini selesai,
lanjut rapat.
Usai rapat lanjut lagi happy fun, bermain banana boat dan snorkling.
Gue kira bakal sesuai rundown acara
kegiatan, terpaksa harus jam karet banget dengan nunggu dua jam. Katanya si
calo bawuk ini, kapal nggak bakal pulang lagi ke dermaga ternyata harus nunggu
sampe lumutan dan emosi.
Rasanya senang bisa refreshing lagi, tapi ada rasa kesel
juga di PHP-in sama si calo bawuk ini. Nggak ada kerjaan selain bully satu sama
lain sambil nunggu seberapa lama calo bawuk ini berakting amnesia atau
apalah-apalah.
Sekira pukul 16.00 perahu baru
datang. Buset dah, wuk! Lumutan kaki kita dan hitamlah kulit kita.
“Ya, ngumpung masih sempet, kita
ke Pulau Empat lanjut ke Pulau Tiga. Bisa kok waktunya buat foto-foto,” kata
calo bawuk ini. Yaelah, sekate-kate lo, wuk, kita sudah bete baru ditawarin.
Menikmati perjalan pulang yang
sangat bĂȘte, bersandarlah kita di Pulau Empat. Itu pun Cuma foto-foto daoang
dalam waktu singkat. Lanjut, ke Pulau Lima, hal serupa, Cuma foto-foto singkat
berasa di kejar Anjing sambil nari balet.
Hufet banget deh, bukannya happy
malah bete. Yah, setidaknya bias menikmati liburan dibandingkan tua dan stress
kurang liburan. Next, trip entahlah
kemana lagi semoga nggak bete seperti ini lagi.