Jumat, 28 Agustus 2015

Tiga Pulau Campur Aduk Rasanya
                Sudah lama nge-hits banget tempat wisata Kota Serang ini. Yups, tempat wisata Pulau Tiga dan Empat ini mendadak terkenal kira-kira tiga bulan lamanya di berbagai social media. Kalau gue rasanya biasa saja, nggak ngebet-ngebet banget kesana.
                Agenda traveling Xpresi yang kedua ini, kita menuju Pulau Tiga dan Empat. Secara, kita anak magang yang butuh refreshing juga dan ngantor yang nggak harus di kantor.
 Traveling kali ini, koordinator pelaksana gue dan Wivy. Sudah ada di dalam perkiraan gue berapa waktu ditempuh, berapa biaya yang dikeluarkan, dan apa saja yang ada disana. Karena sebelumnya gue sudah pernah survey kesana sama Aghi, alumni Xpresi yang ngebet banget dan nggak mau kalah nge-hits sama orang-orang.
Saat survey kedua kalinya bareng Wivy, cukup shock, karena harga berbeda dengan hasil survey pertama. Yah, secara beda orang pegangan alias calo. Buuuset! Biaya masuk Rp 70 ribu cuma dapet dua pulau.
Negosiasi keras, akhirnya gue dapat tiga pulau dengan ditambah kunjungan ke Pulau Lima. Katanya si calo bawuk ini sih hampa nggak ada apa-apanya kecuali cottage.
Tepat pukul 07.00 WIB kita berangkat dari Graha Pena Radar Banten menuju dermaga di Karangantu, Kasemen. Dan itu jam karet, sebenarnya kita berangkat jam delapan kurang. Dengan perjalanan sekira setengah jam rombongan Xpresi tiba di dermaga.
Eh, kampretnya, si calo bawuk ini PHP dan jam karet juga. Terpaksa kita menunggu sekira setengah jam lebih di atas perahu dengan alasannya panasin mesin kapal? Buset, emang di rebus bareng sam opor ayam tuh mesin?
Ternyata eh, ternyata, ada muatan orang lain selain rombongan Xpresi. Kampret! Gue kira kapal sepenuhnya dikuasain sama rombongan Xpresi, nggak taunya ada sepasang pasutri turis Cilegon kebingungan dan rombongan pemburu hantu. Mungkin.
Berangkat! Satu jam setengah menuju Pulau Tiga nan jauh dimato. Nggak mau jenuh di dalam perjalanan laut, kita berkhayal begok sama kru yang sempet bersmayam di hutan.
Sampai di Pulau Tiga, rombongan berhamburan selfie sambil menikmati batu karang. Jepret sana sini selesai, lanjut rapat.
Usai rapat lanjut lagi happy fun, bermain banana boat dan snorkling. Gue kira bakal sesuai rundown acara kegiatan, terpaksa harus jam karet banget dengan nunggu dua jam. Katanya si calo bawuk ini, kapal nggak bakal pulang lagi ke dermaga ternyata harus nunggu sampe lumutan dan emosi.
Rasanya senang bisa refreshing lagi, tapi ada rasa kesel juga di PHP-in sama si calo bawuk ini. Nggak ada kerjaan selain bully satu sama lain sambil nunggu seberapa lama calo bawuk ini berakting amnesia atau apalah-apalah.
Sekira pukul 16.00 perahu baru datang. Buset dah, wuk! Lumutan kaki kita dan hitamlah kulit kita.
“Ya, ngumpung masih sempet, kita ke Pulau Empat lanjut ke Pulau Tiga. Bisa kok waktunya buat foto-foto,” kata calo bawuk ini. Yaelah, sekate-kate lo, wuk, kita sudah bete baru ditawarin.
Menikmati perjalan pulang yang sangat bĂȘte, bersandarlah kita di Pulau Empat. Itu pun Cuma foto-foto daoang dalam waktu singkat. Lanjut, ke Pulau Lima, hal serupa, Cuma foto-foto singkat berasa di kejar Anjing sambil nari balet.
Hufet banget deh, bukannya happy malah bete. Yah, setidaknya bias menikmati liburan dibandingkan tua dan stress kurang liburan. Next, trip entahlah kemana lagi semoga nggak bete seperti ini lagi.